This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Mengolah susu agar nutrisi anak terpenuhi

Selasa, 29 Maret 2011
0 komentar

KOMPAS.com - Susu dibutuhkan di segala usia, mulai anak hingga dewasa. Jika anak Anda menolak minum susu, kenalkan susu dengan menyampurkannya dalam masakan. Mengkreasikan susu dalam berbagai bentuk hidangan juga bisa membantu Anda memenuhi asupan gizi dan nutrisi anak agar pertumbuhannya optimal.

"Setiap golongan umur membutuhkan susu. Pilih susu yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda di setiap usia. Susu dibutuhkan anak untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya, karena itu ibu perlu berkreasi dalam menyiapkan hidangan. Yang penting ibu memastikan nutrisi dalam makanan terpenuhi. Susu tak harus diberikan dalam bentuk cairan," jelas ahli gizi, dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, saat acara "Sustagen 100 persen Nutrition Day Gathering" di fX, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mengkreasikan susu dalam berbagai bentuk hidangan juga bisa menjadi pilihan ibu dalam memenuhi kebutuhan susu. Dr Fia menambahkan, susu bisa diolah menjadi es krim, agar-agar, atau campuran makaroni. Susu menjadi pelengkap makanan dan nutrisi di segala usia. "Jangan putus memberikan susu pada anak terutama lima tahun pertama usianya, atau masa golden age. Setelah dua tahun anak tetap perlu diberikan susu agar tidak mengalami laktos-intoleran, supaya saat minum susu nantinya anak tidak diare," lanjutnya.

Untuk mengatasi anak sulit minum susu, kenalkan lebih dahulu rasa susu dalam makanan. Atau kreasikan menu dengan campuran susu agar anak terbiasa. Dengan begitu, anak akan mulai terbiasa dengan susu dan tak menolak saat diberikan susu cair. Chef Haryo Pramoe membagi resep mengolah susu dalam makanan untuk anak-anak.

Nasi dengan kacang polong, wortel, jagung, dan buncis, menjadi menu pertama. Cacah bahan makanan dalam ukuran kecil dalam menyiapkan hidangan anak. Porsi yang mini membuat makanan terlihat lebih menarik bagi anak-anak, apalagi jika dihias atau dibentuk dengan cetakan makanan yang menarik perhatian. Menu pertama ini sangat sederhana, seperti membuat nasi goreng, katanya. Bahannya terdiri atas 100 gr nasi putih pulen, 10 gr campuran sayur seperti kacang polong, wortel, jagung, dan buncis yang sudah dicacah dan direbus, 1 sendok teh susu bubuk, setengah bawang putih, setengah sendok teh mentega, garam, dan lada secukupnya. Lalu panaskan mentega di wajan, dan aduk semua bahan di dalamnya. Kemudian dinginkan dan cetak dengan menggunakan food shaper (bila diinginkan).
"Hias makanan sesuai kreasi, misalnya tambahkan potongan wortel sebagai mata pada cetakan makanan tadi. Selain menarik, makanan juga sehat dengan tambahan sayuran," lanjut Chef Haryo.

Menu kedua dari Chef Haryo adalah kentang tumbuk dengan beef teriyaki. Bahannya dua buah kentang kupas, lalu rebus hingga lunak, garam, dan lada putih secukupnya, satu sendok makan susu bubuk, 10 gr keju parut, setengah sendok teh mentega, daging secukupnya (sebagai pendamping kentang) yang dipotong tipis. Cara membuatnya, campurkan kentang selagi panas dengan semua bahan, tambahkan sedikit air, dinginkan kentang sebelum dibentuk dengan food shaper. Sebagai pendamping menu utama, goreng potongan daging hingga matang, lalu tuangkan saus teriyaki. Terakhir, tambahkan irisan bawang bombay.

Dua menu praktis dengan campuran susu bubuk ini praktis dibuat, hanya dalam 10 menit saja, jadi cocok untuk sarapan atau sebagai bekal anak ke sekolah.

Cerdik Menghadapi Anak

0 komentar
KOMPAS.com — Tak sedikit perempuan yang kewalahan menghadapi anak sulit makan. Apalagi saat anak di atas lima tahun mulai melakukan aksi gerakan tutup mulut (GTM), ditambah lagi (pada anak perempuan) mulai merajuk berusaha mengambil hati ibunya agar menuruti maunya.
Presenter Meisya Siregar juga mengalami problem kebanyakan ibu ini. Untuk itu, kata Meisya, ibu mesti siap dan kreatif dengan cara ekstra. "Syabila (anak pertamanya, perempuan) punya seribu cara menolak makan secara halus. Ia juga punya seribu cara meluluhkan hati ibunya. 'Drama queen'-nya mulai keluar, bilang 'Bunda aku belum lapar, nggak mau makan ini, maunya noodle', katanya mencari alasan," papar Meisya, saat talk show "Sustagen 100% Nutrition Day Gathering" di fX, Jakarta, Sabtu (26/3/2011).
Menurut Meisya, tantangan terberat baginya adalah mengatasi anak sulit makan di usia enam tahun, seperti putrinya. Saat anak usia 2-3 tahun, anak juga sudah mulai sulit makan, tetapi tak separah saat anak makin bertambah usianya. Maklum, anak sudah mulai kritis, bisa mengungkapkan pendapat, dan nalarnya sudah berjalan dengan baik. Untuk menghadapi anak dengan tipe seperti Syabila, butuh perlakuan ekstra dan ibu harus terus kreatif, kata Meisya.
"Bikin aturan saat waktu makan tiba, jangan menggunakan teknik yang keliru seperti memberi makan anak sambil digendong, diajak bermain, atau sambil nonton televisi. Ini kebiasaan yang salah karena nantinya ibu akan kesulitan saat tak sedang di rumah," lanjutnya.
Cara yang terbukti berhasil diterapkan pada Syabila adalah membuat peraturan waktu makan. Pertama, tidak boleh makan di depan televisi atau sambil menonton acara televisi. Kedua, berikan batasan waktu makan agar anak menghabiskan makannya dalam waktu tertentu, misalnya setengah jam.
"Saya memberikan batasan waktu makan, dalam setengah jam, habis atau tidak, harus sudah selesai makan. Cara ini sekaligus mengajarkan anak cara membaca jam. Anak juga merasa tertantang menghabiskan makanan. Setiap kali ditanya bagaimana makanannya, dia melapor hari ini lewat lima menit, atau kemarin kurang dari setengah jam sudah selesai. Cara ini justru menjadi perbincangan yang seru dengan anak," jelas Meisya, yang mengaku sebelum menjalankan sistem pengaturan waktu makan ini, anaknya bisa menghabiskan waktu 1-2 jam untuk menyelesaikan
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More